Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan diantara dua titik pada rangkaian. Voltmeter harus dihibungkan pada 2 titik dan tidak disisipkan kedalam rangkain seperti halnya amperemeter, untuk mengukur tegangan kita perlu memotong kawat rangkaian untuk membuat hubungan keterminal voltmeter, tetapi cukup menggunakan arus kabel yang dihubungkan kedua titik pada rangkain (titik A dan B) dengan kedua terminal voltmeter.
Voltmeter disusun dari sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor seri. Biasanya tegangan skala tinggi pada galvanometer dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang besar sebuah resistor haruslah dipasang secara seri dengan galvanometer dengan demikian, kelebihan tegangan akan diberikan pada resistor seri
Rs = (n-1) R n = V/VG
Ket : Rs = rangkaian resistor seri
R = rangkaian galvanometer
V = tegangan skala penuh voltmeter
VG = tegangan skala penuh galvanometer
Selasa, 08 Februari 2011
Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus yang melalui sebuah rangkaian. Amperemeter dipasang dengan menyisipkan langsung pada rangkaian.
Amperemeter disusun dari sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor, biasanya kuat arus skala penuh yang melalui galvanometer sangat kecil.
Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang besar maka sebuah resistor shuun (Rsh) dipasang paralel dengan galvanometer.
Rsh = R/(n-1) Ket : Rsh = hambatan resistor shuut
R = hambatan kawat kumparan galvanometer
n = I/IG I = kuat arus skala penuh amperemeter
IG = kuat arus skala penuh galvanometer
Amperemeter disusun dari sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor, biasanya kuat arus skala penuh yang melalui galvanometer sangat kecil.
Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang besar maka sebuah resistor shuun (Rsh) dipasang paralel dengan galvanometer.
Rsh = R/(n-1) Ket : Rsh = hambatan resistor shuut
R = hambatan kawat kumparan galvanometer
n = I/IG I = kuat arus skala penuh amperemeter
IG = kuat arus skala penuh galvanometer
Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang memiliki bagian tengan lebih tipis dari pada bagian tepinya. Sinar- sinar bias pada lensa ini bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung disebut juga lensa divergen.
Jenis – jenis lensa cekung :
Cekung rangkap (bikonkaf)
Cekung datar (plan-konkaf)
Cekung cembung (konveks-konkaf)
Sinar – sinar istimewah pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus F1
2. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan.
Rumus – rumus untuk lensa cekung :
1/S + 1/S' = 1/(-f)
Rumus pembesaran
M = (-S')/S
Dimana : S = Jarak benda
S’ = Jarak bayangan
f = Jarak fokus
M = Pembesarn bayangan
Sifat – sifat bayangan lensa cekung :
Maya
Tegak
Diperkecil
Jenis – jenis lensa cekung :
Cekung rangkap (bikonkaf)
Cekung datar (plan-konkaf)
Cekung cembung (konveks-konkaf)
Sinar – sinar istimewah pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus F1
2. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan.
Rumus – rumus untuk lensa cekung :
1/S + 1/S' = 1/(-f)
Rumus pembesaran
M = (-S')/S
Dimana : S = Jarak benda
S’ = Jarak bayangan
f = Jarak fokus
M = Pembesarn bayangan
Sifat – sifat bayangan lensa cekung :
Maya
Tegak
Diperkecil
Jangka Sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda berbedadengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 yaitu skala utama dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jaraak 2 skala utama yang paling berdekatan adalah 0,1 cm. sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi berbeda suatu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atai 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jdi ketelitian jangka sorong adalah Dx = x 0,01 cm = 0,005 cm.
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter subuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Langkah – langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut.
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda ( misalnya kelereng ) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Ø Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kudua rahang ( antara rahang geser dan rahang rangka tetap )
Ø Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang
Ø Geserlah rahang kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
Ø Catatlah hasil pengukuran anda.
2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur dalam sebua benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
ü Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan
ü Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
ü Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
ü Catatlah hasil pengukuran anda.
3. Mengukur Kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya
Geserlah rahang kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung
Catatlah hasil pengukuran anda.
Langganan:
Postingan (Atom)